Perih dan pilu ketika kau mengandungku
Meregang, mengerang ketika kau melahirkanku
Tapi ada seyum tulus di wajahmu
Seyum bahagia atas lahirnya anak tercinta
Merah merona bagai mawar di taman syurga
Belai kasihmuLembut, membuat reda tangisku
Nina bobomuMerdu, membuat pulas lelapku
Seyum tulusmu bersinarlaksana embun terpaan mentari
Canda tawamuAh..itu, geli aku mengingatnya
Ibu…
Tak ada sesal di hatimu
Ketika kau belikan aku mainan dari uang dapurmu
Tak ada kesal di hatimu
Ketika kau bangun karena tangisku di tengah malammu
Karena aku adalah buah hatimuaku adalah cintamuaku adalah harapanmu
Ibu…
Kaulah yang melindungiku dari kemarahan ayah yang menggebuKaulah yang menahan malu ketika meminjam uang untuk biaya hidupkuTapi apa balasanku ibu…Kausuruhpun aku tak mauPermintaanmu kuanggap angin laluBerjuta alasan aku ungkapkanBahkan bentakan pernah pula aku lakukan
Ibu…
Kasih sayang tulusmu
Kubalas dengan cinta pada orang yang kuanggap ‘lucu’Kala kau menangis terseduKubalas dengan kepergianku, meninggalkanmu
Lalu..
Pantaskah aku disebut anak sholeh, ibu..Pantaskah aku disebut anak berbakti,
ibu..
Pantaskah….Ya Allah… apakah hati ini sudah membatu
Apakah diri ini sudah tak lagi maluSampai-sampai kuhinakan ibu kandungku
Ya Allah, Astagfirullah…
Bukankah syurga di bawah telapak kaki ibuBukankah dia yang pertama kali harus kucinta setelah Engkau dan rasul
MuMaafkanlah diriku ibu
Maafkanlah anakmu yang durhaka iniIngin rasanya kucium tanganmu ibu
Ingin rasanya kupeluk dirimuDan kubisikkan di telingamu“Aku sayang padamu ibu….”
Ya Allah…
Izinkanlah aku berbakti pada ibuku
Walau cuma sekali dalam hidupku
Sebelum kau pisahkan aku dengan ibuku
perkembangan teknologi komputer
14 tahun yang lalu